Unpad Akan Hapus Uang Pangkal Tahun 2013
Setelah memperoleh gelontoran dana APBN Rp 84 miliar, Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung siap menghapus uang pangkal bagi sekitar enam ribu mahasiswa baru S-1 tahun ini (2013). Universitas juga siap menginvestasikan minimal 20 persen dari dana tersebut untuk mengembangkan riset yang berorientasi produk. "Kami ikut aturan pusat. Uang pangkal akan dihapus. Untuk besaran uang kuliah tunggal (UKT), kami masih menunggu unit cost (harga satuan) yang akan dilansir Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Kami ikuti itu," ujar Rektor Unpad Prof Gandjar Kurnia, di sela-sela Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) pada hari Senin, 11 Februari 2013 di Sawangan, Depok, Jawa Barat.
Universitas Padjadjaran
Menurut Gandjar, berdasarkan surat edaran yang diterima dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti), besar uang kuliah tunggal (UKT) di Unpad nantinya akan sama dengan besaran unit cost (harga satuan).
"Saya menafsirkannya begitu. Besaran UKT yang unit cost itu. Orang mampu bayar UKT, alhamdulillah. Yang tak mampu, baru akan dibuat standar minimal. Subsidinya dari Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN). Harapannya, mereka semua bisa bayar sesuai unit cost itu," ungkapnya. Gandjar meyakini, tidak akan ada persoalan dalam implementasi pemberlakuan UKT lewat dana BOPTN ini. Unpad selama ini telah menerapkan sistem serupa. Tidak ada pungutan untuk jaket, KKN, dan wisuda. "Hanya, sekarang yang membedakan adalah, uang pangkal dihapus. Itu saja," katanya.
Penafsiran Gandjar itu berseberangan dengan pernyataan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kemendikbud Joko Santoso. Menurut Joko, besaran UKT sedapat mungkin lebih rendah dari unit cost yang akan dituntaskan Februari 2013 ini. "Karena PTN berprinsip nirlaba, UKT mestinya ada di bawah unit cost. Itu yang disebut nirlaba," ujar Joko.
Gandjar mengungkapkan, dengan bersumber BOPTN, Unpad mulai tahun ini akan memprioritaskan riset yang berorientasi produk. Hal ini dilakukan salah satunya untuk menarik minat kerja sama dengan pemerintah daerah dan dunia industri. "Selama ini ada ambiguitas perguruan tinggi seolah tidak boleh melakukan penelitian berorientasi produk. Sekarang, mau kita ubah. Kita akan berorientasi ke hilir, menghasilkan produk-produk yang aplikatif," ungkapnya.
Gandjar juga menambahkan, bahwa saat ini Unpad telah melakukan pengelompokan riset. Ada lima bidang prioritas riset, di dalamnya itu termasuk pangan, kesehatan, dan energi.
A-165 H.U. "Pikiran Rakyat", JOY DEDICATION Blog | 12/02/13(21)-Daraoraura
Tidak ada komentar